Sabtu, 14 Februari 2009

Potret diri bung ooyi (Part I)

Ma’afkan oombym, bung ooyi. Semoga bukan fitnah yang terlontarkan. Semoga bukan ghibah yang disebarkan. Ini hanya sekedar motivasi yang membakar semangat, menumbuhkan energi, bagi yang mau berkembang dan ingin maju.

Tak akan malu diri ini menyebutnya “bang ooyi” walau usia oombym lebih beberapa tahun darinya. Bukan pula sebutan itu datang karena kedudukannya di sektor pemerintahan. Bukan pula karena dia adalah seorang anak pembesar di Kota Ende. Bukan !!! Sama sekali bukan !

Oombym mengenal bung ooyi sewaktu kami dulu bersekolah di SMP Negeri 1 Ende yang beralamat di Jalan Kelimutu Ende. Waktu oombym di Kelas III, sedangkan ooyi di Kelas I (kalau tidak salah) sekitar tahun 1990. Anak semata wayang yang tidak manja dan tidak dimanjakan. Kesederhanaannya nampak dari cara berpakaiannya yang rapih, tutur kata yang pelan namun tegas, tingkah lakunya menyenangkan, berteman dan bersahabat tidak pandang strata, disenangi guru karena kecerdasannya, tidak ada kesombongan yang terpancar dari wajahnya. Keluguan yang asli dan tidak dibuat-buat. Disenangi semua orang karena kesahajaannya.

Lihat saja senyumannya yang hadir di setiap kebersamaan. Tulus dan ikhlas. Tanpa pamrih. Semayamkan rasa sejuk di hati siapa saja yang melihatnya. Daya pikirnya yang kritis menumbuhkan sejuta makna dari persepsi ilmu pengetahuan. Dengan wawasan luasnya, terrbentuklah kajian-kajian menarik. Jangan kaget, kalau muncul pemikiran aneh, ajaib, dan seakan khayalan, ketika berdiskusi dengannya. Itulah sekelumit tentang diri bung ooyi yang hadir dalam pemikiran oombym selama ini.

Semua tentang dirinya membuat orang akan merasa rendah diri saat bersamanya. Tapi jangan khawatir, sifat terbukanya kepada setiap orang dengan kejujuran kata-katanya, akan menghilangkan semua rasa rendah diri kita, menjadi jalinan persahabatan yang menyenangkan. Kebutuhan utamanya adalah teman dan silaturahim.

Jiwanya yang tenang selaras dengan sikapnya yang pekerja keras, pemikir hebat. Seakan semuanya ingin dirangkulnya. Menjadi bagian dari dirinya. Impian mustahil yang bukanlah tidak akan menjadi nyata. Karena keyakinan akan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, adalah cerminan dari tingkah lakunya.

Bersambung …

Bagi yang ingin tahu lebih banyak sosok si ooyi, baca aja di blog-nya (http://ooyi.wordpress.com/)

Tidak ada komentar: