Tak pernahkah kita sadari bahwa rasa kasih sayang itu telah hadir saat kita belum menjadi apa-apa. Kasih sayang yang sejati, yang tak akan pernah pudar. Kasih sayang yang diliputi oleh batasan antara Yang Maha Memiliki dan yang terkasih.
Cinta yang tumbuh dari bibit kasih sayang yang bersih dan sehat. Cinta yang berkecambah dengan niat kesucian yang tulus. Cinta yang memiliki akar yang kuat dan berenergi. Cinta yang memiliki batang impian dan cita-cita yang tinggi menjulang. Cinta yang memiliki daun-daun kehangatan yang hijau dan rimbun. Cinta yang menghasilkan bunga-bunga bahagia yang indah. Cinta yang memekarkan semangat hidup untuk saling berbagi. Cinta yang membuahkan kemesraan yang sejati. Cinta yang akan menghasilkan dunia yang penuh makna, untuk menggapai Sang Pemilik Cinta.
Dengan cinta yang tulus dan suci, maka harapannya adalah untuk menikah dengan baik, hidup bersama dengan kasih sayang, menjalin bahagia hingga akhir hayat menjemput. Indahnya…
Bila cinta dilandaskan nafsu dan syahwat, maka rasa cinta akan tumbuh karena wajah yang rupawan, tubuh yang ideal, kata-kata yang manis dan indah membuai, gejolak birahi karena libido meningkat, sentuhan kulit yang membakar.
Keindahan cinta yang dilandaskan nafsu dan syahwat hanyalah bayang-bayang semu yang tak nyata. Gampang hilang dan sirna. Akan mudah terlepaskan dengan rasa kecewa. Bibitnya diselimuti syahwat. Akarnya ditunggangi iblis. Batangnya kecil dan rapuh. Daunnya mudah rontok. Bunganya tidak cantik bersemi. Mekarnya dikalungi birahi angkara. Buahnya lebih banyak menjadi penyesalan. Cinta demikian akan menjadikan dunia menjadi kotor dan hina. Sang Pemilik Cinta akan memalingkan Wajah Kasih Sayang-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar